AIDA, Mbahnya marketing komunikasi
AIDA adalah akronim dari Attention, Interest, Desire dan Action. Model AIDA secara luas digunakan dalam pemasaran dan periklanan untuk menggambarkan langkah-langkah atau tahapan yang terjadi dimulai ketika konsumen pertama-tama menjadi sadar akan suatu produk atau merek sampai ketika konsumen menguji suatu produk atau membuat keputusan pembelian.
Attention ➡ Interest ➡ Desire ➡ Action
Perhatian ➡ Ketertarikan➡ Keinginan ➡ Tindakan
Mengingat bahwa banyak konsumen menjadi sadar akan Brand melalui iklan atau marketing communications, model AIDA membantu menjelaskan bagaimana pesan marketing communications atau iklan melibatkan konsumen dalam pemilihan Brand.
Pada dasarnya, model AIDA mengusulkan bahwa pesan iklan harus menyelesaikan sejumlah tugas untuk memindahkan konsumen melalui serangkaian langkah berurutan mulai dari kesadaran merek hingga tindakan (pembelian dan konsumsi).
Tidak mungkin seseorang bisa langung spontan tergerak membeli produk hanya dengan mendengar nama sebuah Brand pertama kali. Otak kita punya filter sebelum mengambil keputusan, pasti banyak petimbangan terlebih dahulu. Contohnya saat Anda ingin membeli sepatu, tiba-tiba teman Anda berkata :
Nah disinilah marketing komunikasi berperan. Memahami konsumen ternyata harus melewati tahapan-tahapan AIDA dulu sebelum akhirnya memutuskan membeli. Berawal dari memperhatikan brand untuk pertama kali (Attention), kemudian mulai tertarik (interest), lalu mulai pengen beli (Desire) sampai akhirnya membuat keputusan (Action). Itulah kenapa saya bilang AIDA ini adalah Mbahnya Marketing Komunikasi, karena AIDA merupakan hal yang paling Fundamental.
Untuk praktek pembuatan pesan iklannya seperti apa, tidak ada yang baku. Anda bisa memulai dengan kampanye tunggal atau beberapa kegiatan promosi sekaligus yang berbeda namun terintegrasi.
Contoh umum kampanye tunggal mungkin bisa berupa brosur atau flyer untuk media konvensional, sedangkan kalau media digital mungkin bisa di Marketplace atau Instagram. Tantanganya disini adalah bagaimana cara membuat pesan iklan yang menarik dan mampu membuat konsumen mengambil tindakan untuk membeli.
Tentu saja menggunakan formula AIDA dong. Dengan Copywriting yang tepat, harapannya kita bisa memformulasikan AIDA ke dalam caption atau deskripsi produk yang akan di posting.
Saya akan buatkan contoh caption beserta penjelasannya dengan format AIDA. Misalnya seperti di bawah
Apalagi di era digital ini, jika mengandalkan satu bentuk promosi saja pasti tidak akan cukup efektif untuk membuat konsumen langsung melewati tahapan-tahapan AIDA. Terlebih lagi, fakta mengatakan bahwa kebiasaan manusia saat ini sangat berubah. Sekarang adalalah era dimana kita lebih suka membaca sesuatu yang pendek, namun banyak (multitasking).
Itulah mengapa sebenarnya kita tidak bisa hanya mengandalkan promosi tunggal, namun juga harus mempunyai kegiatan promosi yang berbeda dan terintegrasi, baik marketing secara konvensional ataupun digital. Dengan membuat promosi terpisah, satu pesan iklan pun bisa difokuskan untuk salah satu tujuan AIDA agar lebih maksimal, misalnya untuk membuat Attention saja atau Interest saja.
Contohnya untuk digital marketing, ya manfaatkan saja berbagai platform untuk membuat kampanye digital, hanya saja kita akan membuat setiap postingan akan memiliki tujuan tertentu. Postingan pun tidak bisa spontan, harus terencana dan terjadwal dengan baik, misal postingan pertama kita ingin membuat orang perhatian dengan brand cebong, ya berikan saja konten yang kira-kira bisa membuat orang aware terhadap sepatu cebong itu, misal buat postingan yang bikin penasaran, atau bikin Giveaway.
Setelah itu pasti banyak yang mulai interst dong? Kita bisa mulai posting tentang produk knowladge nya atau membuat kampanye tentang keresahan-keresahan yang kira-kira dimiliki konsumen, dengan solusi ya membeli sepatu cebong tadi. Misal sepatu mudah rusak, warnanya cepat kusam, solusinya ya sepatu cebong.
Tidak hanya dalam lingkup platform digital, kita bisa membuat kampanye diluar itu agar menambah ketertarikan misal dengan meng-endors selebgram, membuat expo atau fashion show secara offline dll, nantinya kita pun bisa memanfaatkan event-event tersebut untuk kampanye digital yang lebih kreatif.
Bagaimana membuat kampanye agar konsumen tergerak untuk Action? Buat saja kupon diskon, buat stock terbatas atau pancing dengan free konsultasi dan lain sebagainya
Kita tidak akan bahas teknis disini. Intinya kita bisa membuat formula AIDA dalam pesan iklan yang terpisah. Tinggal ulang-ulang saja siklusnya.
Lalu bagimana apabila muncul pertanyaan seperti ini :
Tapi pertanyaanya adalah seberapa efektif untuk target market yang lebih besar? lagi pula, sebelum sepatu yang Anda beli masuk ke pasar, pasti ada tahapan-tahapan AIDA juga kok, setidaknya bagi pemilik kios, Helaww, memangnya produsen sepatu cuma ada 1 atau 2 produsen saja? Pemilik kios di pasar pasti punya banyak tawaran dari produsen sepatu sebelumnya, namun akhirnya hanya memilih produsen tertentu. Meskipun bentuk promosinya sedikit berbeda karena bukan untuk end users.
Dan yang perlu Anda pahami lagi adalah AIDA ini hanya model. Tahukah Anda bahwa model AIDA ini adalah salah satu model penyajian terlama yang sudah lama digunakan dalam periklanan, bahkan sejak pada akhir abad kesembilan belas.
Namun model AIDA ini tidak baku, sejak kemunculan pertama dalam literatur pemasaran dan periklanan, model ini telah dimodifikasi karena munculnya platform media iklan dan komunikasi baru seperti dunia digital saat ini.
Beberapa model alternatif yang dimodifikasi ini pun masih banyak digunakan oleh pembuat iklan saat ini. Padahal selama 100 tahun terakhir, model ini telah mengalami banyak penyempurnaan dan perluasan, sehingga saat ini ada banyak varian yang beredar. Dengan demikian, model AIDA sederhana sekarang hanyalah salah satu kelas model, yang secara kolektif dikenal sebagai model hierarkis atau hierarki model efek.
Saya pun sudah pernah menulisnya model alternatif yang paling melegenda yaitu AIDCA dan yang terbaru AISAS. Sepertinya Anda harus membacanya, karena model AIDA ini adalah yang paling kuno :p
Attention ➡ Interest ➡ Desire ➡ Action
Perhatian ➡ Ketertarikan➡ Keinginan ➡ Tindakan
Mengingat bahwa banyak konsumen menjadi sadar akan Brand melalui iklan atau marketing communications, model AIDA membantu menjelaskan bagaimana pesan marketing communications atau iklan melibatkan konsumen dalam pemilihan Brand.
Pada dasarnya, model AIDA mengusulkan bahwa pesan iklan harus menyelesaikan sejumlah tugas untuk memindahkan konsumen melalui serangkaian langkah berurutan mulai dari kesadaran merek hingga tindakan (pembelian dan konsumsi).
Tidak mungkin seseorang bisa langung spontan tergerak membeli produk hanya dengan mendengar nama sebuah Brand pertama kali. Otak kita punya filter sebelum mengambil keputusan, pasti banyak petimbangan terlebih dahulu. Contohnya saat Anda ingin membeli sepatu, tiba-tiba teman Anda berkata :
"Bro, lu butuh sepatu kan? nih mereknya Cebong, harganya 800 ribu saja"Atau saat Anda mencoba browsing di lapak-lapak marketplace kemudian Anda menemukan sepatu merek cebong yang deskripsinya pun hanya bertuliskan
"Jual sepatu kulit asli, merek cebong, Minat? hubungi 080989999"Mungkinkah Anda langsung tergerak membelinya? enggak dong ya? Memang cebong sepatu apaan? Kalau saya sih mending beli Kickers mah kalau harga segitu.
Nah disinilah marketing komunikasi berperan. Memahami konsumen ternyata harus melewati tahapan-tahapan AIDA dulu sebelum akhirnya memutuskan membeli. Berawal dari memperhatikan brand untuk pertama kali (Attention), kemudian mulai tertarik (interest), lalu mulai pengen beli (Desire) sampai akhirnya membuat keputusan (Action). Itulah kenapa saya bilang AIDA ini adalah Mbahnya Marketing Komunikasi, karena AIDA merupakan hal yang paling Fundamental.
Untuk praktek pembuatan pesan iklannya seperti apa, tidak ada yang baku. Anda bisa memulai dengan kampanye tunggal atau beberapa kegiatan promosi sekaligus yang berbeda namun terintegrasi.
Contoh umum kampanye tunggal mungkin bisa berupa brosur atau flyer untuk media konvensional, sedangkan kalau media digital mungkin bisa di Marketplace atau Instagram. Tantanganya disini adalah bagaimana cara membuat pesan iklan yang menarik dan mampu membuat konsumen mengambil tindakan untuk membeli.
Tentu saja menggunakan formula AIDA dong. Dengan Copywriting yang tepat, harapannya kita bisa memformulasikan AIDA ke dalam caption atau deskripsi produk yang akan di posting.
Saya akan buatkan contoh caption beserta penjelasannya dengan format AIDA. Misalnya seperti di bawah
Keren Parah! (Attention) --- Headline pembuka yang menarik dan bikin penasaran
Nih, sepatu keren seperti yang di pakai presiden saat blusukan yang lagi nge-hits. Sepatu Cebong! (Interest) --- Sengaja mencatut nama Pak Jokowi biar menarik, kita tahu kalau apa yang dipakai Jokowi selalu trend bukan?
Sepatu berkualitas tinggi kelas internasional ini ternyata dibuat asli oleh anak bangsa lho. Diproduksi terbatas layaknya sepatu premium berharga puluhan juta, namun kamu bisa memilikinya cukup hanya 790.000 saja. Ga cuma artis atau orang kaya saja yang bisa keren, kamu juga bisa. Dijamin bikin temen kamu iri sampai kejang-kejang! (Desire) --- Tambahkan kata-kata yang bisa memompa hasrat untuk membeli , seperti : orang kaya, artis, kualitas internasional, sepatu premium seharga puluhan juta, dll
Tapi sayangnya penjualnya terbatas, namanya juga sepatu premium, pilihanya cuma ada dua, BELI SEKARANG atau TIDAK SAMA SEKALI (Action) --- Sebagai closing langsung ditantang untuk mengambil keputusan.Ini sekedar contoh saja. Kita bisa lihat bahwa sebuah caption saja harus memiliki copywriting yang terstruktur dan tidak hanya dibuat asal-asalan. Setiap kalimat punya tujuan. Kalau dari awal kalimat sudah gagal memberikan Attention, Bagaimana mungkin konsumen bisa sampai membeli?
Apalagi di era digital ini, jika mengandalkan satu bentuk promosi saja pasti tidak akan cukup efektif untuk membuat konsumen langsung melewati tahapan-tahapan AIDA. Terlebih lagi, fakta mengatakan bahwa kebiasaan manusia saat ini sangat berubah. Sekarang adalalah era dimana kita lebih suka membaca sesuatu yang pendek, namun banyak (multitasking).
Itulah mengapa sebenarnya kita tidak bisa hanya mengandalkan promosi tunggal, namun juga harus mempunyai kegiatan promosi yang berbeda dan terintegrasi, baik marketing secara konvensional ataupun digital. Dengan membuat promosi terpisah, satu pesan iklan pun bisa difokuskan untuk salah satu tujuan AIDA agar lebih maksimal, misalnya untuk membuat Attention saja atau Interest saja.
Contohnya untuk digital marketing, ya manfaatkan saja berbagai platform untuk membuat kampanye digital, hanya saja kita akan membuat setiap postingan akan memiliki tujuan tertentu. Postingan pun tidak bisa spontan, harus terencana dan terjadwal dengan baik, misal postingan pertama kita ingin membuat orang perhatian dengan brand cebong, ya berikan saja konten yang kira-kira bisa membuat orang aware terhadap sepatu cebong itu, misal buat postingan yang bikin penasaran, atau bikin Giveaway.
Setelah itu pasti banyak yang mulai interst dong? Kita bisa mulai posting tentang produk knowladge nya atau membuat kampanye tentang keresahan-keresahan yang kira-kira dimiliki konsumen, dengan solusi ya membeli sepatu cebong tadi. Misal sepatu mudah rusak, warnanya cepat kusam, solusinya ya sepatu cebong.
Tidak hanya dalam lingkup platform digital, kita bisa membuat kampanye diluar itu agar menambah ketertarikan misal dengan meng-endors selebgram, membuat expo atau fashion show secara offline dll, nantinya kita pun bisa memanfaatkan event-event tersebut untuk kampanye digital yang lebih kreatif.
Bagaimana membuat kampanye agar konsumen tergerak untuk Action? Buat saja kupon diskon, buat stock terbatas atau pancing dengan free konsultasi dan lain sebagainya
Kita tidak akan bahas teknis disini. Intinya kita bisa membuat formula AIDA dalam pesan iklan yang terpisah. Tinggal ulang-ulang saja siklusnya.
Lalu bagimana apabila muncul pertanyaan seperti ini :
Tapi, mas saya tidak peduli tuh dengan Brand sepatu, yang penting saya beli di pasar, biar murah, tidak masalah produsenya dari mana, hayoloooh, sia-sia dong kegiatan promo berdasarkan model AIDA?Tepat sekali, tidak menutup kemungkinan bisa saja orang langsung tergerak untuk beli hanya sekali lihat. Itulah alasanya kita juga bisa memaksimalkan formula AIDA ini dalam sebuah pesan iklan tunggal.
Tapi pertanyaanya adalah seberapa efektif untuk target market yang lebih besar? lagi pula, sebelum sepatu yang Anda beli masuk ke pasar, pasti ada tahapan-tahapan AIDA juga kok, setidaknya bagi pemilik kios, Helaww, memangnya produsen sepatu cuma ada 1 atau 2 produsen saja? Pemilik kios di pasar pasti punya banyak tawaran dari produsen sepatu sebelumnya, namun akhirnya hanya memilih produsen tertentu. Meskipun bentuk promosinya sedikit berbeda karena bukan untuk end users.
Dan yang perlu Anda pahami lagi adalah AIDA ini hanya model. Tahukah Anda bahwa model AIDA ini adalah salah satu model penyajian terlama yang sudah lama digunakan dalam periklanan, bahkan sejak pada akhir abad kesembilan belas.
Namun model AIDA ini tidak baku, sejak kemunculan pertama dalam literatur pemasaran dan periklanan, model ini telah dimodifikasi karena munculnya platform media iklan dan komunikasi baru seperti dunia digital saat ini.
Beberapa model alternatif yang dimodifikasi ini pun masih banyak digunakan oleh pembuat iklan saat ini. Padahal selama 100 tahun terakhir, model ini telah mengalami banyak penyempurnaan dan perluasan, sehingga saat ini ada banyak varian yang beredar. Dengan demikian, model AIDA sederhana sekarang hanyalah salah satu kelas model, yang secara kolektif dikenal sebagai model hierarkis atau hierarki model efek.
Saya pun sudah pernah menulisnya model alternatif yang paling melegenda yaitu AIDCA dan yang terbaru AISAS. Sepertinya Anda harus membacanya, karena model AIDA ini adalah yang paling kuno :p
Post a Comment for "AIDA, Mbahnya marketing komunikasi"